Pohon Gharqad Pohon Akhir Zaman Yahudi
Hari Kiamat tidak
akan datang tanpa umat Muslim berperang melawan umat Yahudi. Umat Muslim akan
membunuh mereka hingga umat Yahudi akan bersembunyi di belakang batu atau pohon,
dan batu atau pohon akan berkata: Muslim, atau hamba Allah, ada orang Yahudi di
belakangku; datang dan bunuhlah dia, tetapi pohon Gharqad tidak akan berkata
(demikian) karena itu adalah pohonnya umat Yahudi.” (Sahih Muslim)
“Dan sekiranya Kami jadikan al-Qur’an sebagai bacaan dalam
bahasa selain Arab, niscaya mereka akan mengatakan, “Mengapa ayat-ayatnya
tidak dijelaskan dengan terperinci (dalam bahasa yang dapat kami mengerti)?”
Apakah patut (al-Qur’an) dalam bahasa selain Arab, sedangkan Rasul yang
menyampaikan kitab ini adalah seorang Arab? Katakanlah, “Kitab ini adalah
petunjuk dan penyembuh bagi orang-orang yang beriman, tetapi orang-orang yang tidak
beriman padanya, ada ketulian pada telinga mereka, dan ada kebutaan (pada
mata mereka). Mereka itu (seperti) orang-orang yang dipanggil dari tempat yang
jauh!” (al-Qur’an, al-Fussilat, 41: 44)
Sekarang tiba waktunya kami menyimpulkan dengan penegasan
singkat tentang intisari buku ini. Yaitu sebagai berikut. Perubahan
revolusioner misterius yang mengubah Bangsa Eropa dari budaya pagan menjadi Kristen
yang sangat besar juga dengan kaum Euro-Yahudi yang sedikit namun
berpengaruh, akhirnya memberikan jalan menuju perubahan revolusioner yang bahkan
lebih misterius yaitu menghasilkan Bangsa Eropa yang sama menjadi sekuler
yang pada intinya tidak bertuhan. Dalam proses menjadi umat Kristen dan
Yahudi, orang kulit putih modern yang tidak bertuhan meruntuhkan kesucian agama
Kristen juga Yahudi dan menghancurkan apa pun yang masih sakral yang tersisa
dari kedua agama ini.
Orang kulit putih sekuler modern dan ‘manusia tiruannya’
yang berkulit cokelat, kuning, dan hitam sekarang mencoba melakukan pada
Islam apa yang sudah dicapai dalam agama Yahudi dan Kristen. Itulah
penjelasan dasar tentang perang berumur seribu tahun melawan Islam yang dilancarkan
secara besarbesaran setelah tragedi 11 September 2001. Saat ini, umat Muslim
diarahkan dengan tipu daya yang halus dan licik untuk kembali memikirkan
Islamnya dan untuk memodifikasi agama mereka sehingga sesuai dengan
masyarakat global universal baru yang tidak bertuhan. Versi modifikasi Islam
yang baru harus disiapkan agar bisa menerima umat Yahudi sebagai penguasa
dunia dan menerima Negara Israel sebagai Negara Penguasa di
dunia. Ini adalah Islam yang dipaksa menghapuskan semua ide tentang Jihad.
Umat Muslim diberitahu bahwa nilai-nilai dalam masyarakat
global-baru sesungguhnya adalah nilai-nilai universal dari Islam murni.
Padahal masyarakat global-baru dan kaum elit kosmopolitannya adalah produk
Peradaban Barat modern yang menyebarkan nilai-nilai peradaban tidak
bertuhan. Di antara nilai nilai itu adalah politik Syirik yang sekarang telah dianut oleh
seluruh umat manusia dalam kepercayaan buta yang mematikan, dan Riba
dalam ekonomi modern yang menjerat umat manusia telah memunculkan
perbudakan-ekonomi baru.
Peradaban Barat yang tidak bertuhan memberikan jalan untuk
pembentukan, baik negara Yahudi Israel; maupun Negara Saudi-Wahabi,
Saudi-Arabia, dan Peradaban Barat-lah yang telah memastikan bertahannya Israel
dan Saudi-Arabia dari sejak lahir sampai sekarang. Inilah kunci yang Muslim
cari untuk memahami dunia saat ini. Tidak ada fenomena yang dapat dijelaskan
tanpa al-Qur’an.
Penjelasan Qur’ani yang hadir sebagai inti dari buku ini
adalah bahwa dunia saat ini berada di bawah kendali Ya’juj-Ma’juj dan Dajjal
al-Masih Palsu. Nabi Muhammad (shollallahu
‘alayhi wassalam) menjelaskan tujuan rencana Tuhan mengenai umat Yahudi yang diusir dari Tanah Suci setelah
mereka menolak al-Masih putra Perawan Maryam lalu berusaha
menyalibnya. Allah Maha Pengampun kemudian memberikan periode waktu kepada
mereka untuk mendapatkan ampunan-Nya (“Mudah-mudahan Tuhan kalian
memberikan ampunan kepada kalian.” al-Qur’an,
Bani Israel, 17: 8), dan Dia menyediakan satu pintu terbuka agar mereka dapat memperoleh ampunan.
Pintu itu adalah seorang Nabi Terakhir yang datang kemudian. Dia adalah
Muhammad (shollallahu
‘alayhi wassalam), Nabi Allah Maha Tinggi. Umat Yahudi seharusnya beriman padanya, mengikutinya, menghormatinya, dan
membantunya untuk memperoleh ampunan Tuhan (al-Qur’an, al-‘Araf, 7: 157).
Saat umat Yahudi Bani Israel menolak Muhammad (shollallahu ‘alayhi wassalam) , maka pintu ampunan Tuhan pun tertutup, dan saat Zaman
Akhir datang, Allah Maha Tinggi membawa mereka kembali ke lokasi kejahatan
terbesar mereka, yakni Tanah Suci (al-Qur’an, Bani Israel, 17: 104).
Kembalinya umat Yahudi ke Tanah Suci menandakan hukuman final Tuhan untuk mereka
telah dimulai.
Buku ini menyatakan bahwa momen tersebut telah datang!
Periode waktu tujuh belas bulan pertama setelah kedatangan Nabi Muhammad (shollallahu ‘alayhiwassalam)
di Madinah adalah periode waktu yang paling penting dan krusial
dalam seluruh sejarah umat Yahudi. Pintu ampunan Tuhan pernah
terbuka. Saat menjadi begitu jelas pada akhir tujuh belas bulan tersebut, umat
Yahudi tidak hanya menolak Muhammad (shollallahu ‘alayhi wassalam) tetapi juga
berkonspirasi untuk menghancurkan Islam, maka Allah Maha Tinggi menentukan perubahan
kiblat dan ini secara tersirat berarti bahwa pintu ampunan Tuhan
bagi umat Yahudi sudah tertutup. Mereka tidak akan pernah lagi memenuhi
syarat untuk mewarisi Tanah Suci. Malah, umat Muslimlah yang sekarang dianugerahi
hak pewarisan tersebut:
“Dialah yang menjadikan kalian
(umat Muslim) sebagai pewaris Tanah (Suci) (setelah umat Yahudi) dan Dia
mengangkat (derajat) sebagian dari kalian beberapa derajat di atas yang
lain sehingga Dia dapat menguji kalian melalui apa yang Dia anugerahkan kepada
kalian (Bani Israel mendapat lebih banyak anugerah daripada umat-umat yang lain). Sesungguhnya
Tuhan kalian sangat cepat dalam memberikan hukuman;
tetapi Dia sungguh Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (al-Qur’an, al-An’am, 6: 165)
Pada waktu setelah perubahan kiblat dan sebelum kematian
Nabi (shollallahu
‘alayhi wassalam), terjadilah pelepasan Dajjal dan Ya’juj-Ma’juj ke dunia. Saat ini, umat Yahudi telah dibawa kembali ke Tanah
Suci untuk menerima akibat dari perbuatan-perbuatan jahat mereka, termasuk
kejahatan yang sekarang mereka lakukan. Pada puncak daftar kejahatan mereka adalah
pengkhianatan perjanjian mereka dengan Allah Maha Tinggi. Hanya Muslim
‘bermata satu’ yang bergabung dengan umat Yahudi berpartisipasi dalam layanan
‘antar agama’ dan mengikuti sesi ibadah bersama.
Umat Yahudi telah mengakui bahwa Allah Maha Tinggi telah
menghukum mereka beberapa kali sebelumnya. Buku ini menjelaskan bahwa
pandangan Islam adalah sejarah manusia tidak dapat berakhir sebelum umat
Yahudi menerima hukuman terakhir mereka. Nabi Muhammad (shollallahu ‘alayhi wassalam) telah menyediakan informasi penting yang krusial mengenai subjek
ini, bahwa pasukan Muslim akan menaklukan Jerusalem, menghancurkan Negara
Israel Gadungan, dan menghukum umat Yahudi. Dengan demikian, para pengikut
Nabi Muhammad (shollallahu
‘alayhi wassalam) akan membebaskan Tanah Suci. Sekali lagi, inilah nubuat Nabi Muhammad (shollallahu ‘alayhi wassalam):
“Abu Hurairah melaporkan bahwa Nabi bersabda:
Bendera-bendera hitam akan muncul dari Khorasan (yakni wilayah yang sekarang termasuk
Afganistan, Pakistan, dan sedikit daerah di Iran dan Asia Tengah), dan tidak akan ada daya
yang dapat menghentikan mereka hingga mereka memasuki Aelia (Jerusalem).” (Sunan, Tirmidzi)
Inilah mengapa ‘Jerusalem dalam al-Qur’an’ harus dibaca lagi
dan lagi, dan mengapa buku ini seharusnya membimbing setiap pembaca untuk
mendalami studi al-Qur’an dan penjelasan-penjelasan al-Qur’an yang
disampaikan oleh Nabi Muhammad (shollallahu
‘alayhi wassalam). Dia banyak bersabda mengenai Jerusalem dan perannya pada Zaman Akhir. Di antara yang beliau
sabdakan adalah sebagai berikut:
“Dari Auf bin Malik: Suatu saat dalam Ghazwa Tabuk, aku
pergi menemui Nabi yang sedang duduk di dalam tenda kulit. Beliau bersabda:
Hitunglah enam tanda yang menandakan dekatnya Hari Kiamat: (1) kematianku; (2)
penaklukan Jerusalem; (3) wabah penyakit yang akan menyerang kalian (dan membunuh
kalian dengan jumlah yang banyak) seperti wabah yang menyerang domba; (4)
meningkatnya kekayaan hingga bahkan jika seseorang diberi seratus dinar, dia tidak akan
terpuaskan; (5) penderitaan yang tidak akan ada rumah Arab dapat menghindarinya; dan (6)
gencatan senjata antara kalian dengan Bani al-Asfar yang akan mengkhianati kalian
dan menyerang kalian di bawah 80 bendera, di setiap bendera akan ada 12 ribu
prajurit.” (Sahih Bukhari)
“Dari Abu Hurairah: Rasul Allah bersabda: Hari Kiamat tidak
akan datang tanpa umat Muslim berperang melawan umat Yahudi. Umat Muslim akan
membunuh mereka hingga umat Yahudi akan bersembunyi di belakang batu atau pohon,
dan batu atau pohon akan berkata: Muslim, atau hamba Allah, ada orang Yahudi di
belakangku; datang dan bunuhlah dia, tetapi pohon Gharqad tidak akan berkata
(demikian) karena itu adalah pohonnya umat Yahudi.” (Sahih Muslim)
Mungkin untuk pertama kalinya dalam sejarah, perang
dilakukan dengan ‘batu’. Intifada (perlawanan)
Muslim Palestina membalas penindasan Israel dengan ‘batu’. Itu adalah tanda yang sangat buruk
bagi Israel. Sebagai tambahan, Israel telah melakukan penghancuran ‘pohon’ tanpa
pandang bulu di Tanah Suci. Ribuan pohon zaitun telah dihancurkan
Israel dalam usaha kejamnya meningkatkan kesulitan ekonomi bagi warga
Palestina, baik Muslim maupun Kristen. Keseriusan melawan
perbuatan-perbuatan Fasad (penindasan dan kejahatan) ini hingga ‘pohon’
dan ‘batu’ di Tanah Suci sekarang mulai ‘berbicara’ sebagai
perwujudan nubuat Nabi (shollallahu
‘alayhi wassalam).
Tentu saja pohon-pohon dan batu-batu tidak dapat didengar
dengan telinga fisik eksternal. Tetapi, dapat didengar dengan alat dengar
internal di dalam hati orang orang yang memiliki iman sehingga mereka akan mendengar
‘pohon-pohon’dan ‘batu-batu’ saat mereka berbicara! Hal itu menjelaskan
mengapa pemerintah Saudi, Mesir, Turki, Yordania, dan Pakistan juga banyak
pemerintah-pemerintah negara di seluruh dunia, tidak dapat mendengar batu-batu
yang berbicara di Tanah Suci!
Pandangan kami adalah bahwa nubuat Nabi Muhammad (shollallahu ‘alayhiwassalam)
di atas telah menjadi kenyataan pada hari ini dalam intifada
warga Palestina. Seiring dengan berjalannya waktu, batu-batu akan
berbicara lebih keras dan semakin keras. Hanya orang-orang yang secara spiritual
tuli dan mati yang tidak bisa mendengar mereka. Jika sekarang batu-batu
berteriak kepada umat Muslim di mana pun di dunia untuk membebaskan Tanah Suci
dari pendudukan dan penindasan umat Yahudi, implikasinya adalah umat Muslim
seharusnya menggerakkan diri mereka dan mencurahkan segala usaha dan
semua sumber daya mereka untuk perjuangan tersebut, dan perjuangan tersebut
lebih diutamakan daripada tujuan duniawi seperti meningkatkan kesejahteraan
hidup masyarakat yang sudah hidup nyaman. Secara logika, itu juga berarti
umat Muslim tidak dapat tinggal di wilayah di mana perang terhadap Islam dan
dukungan untuk Israel paling kuat. Wilayah tersebut seperti AS, Inggris,
dll. Umat Muslim harus berpindah dari wilayah-wilayah tersebut dan tinggal di
tempat yang lebih baik di mana mereka dapat menjaga iman mereka dan mendukung
perjuangan pembebasan Tanah Suci. Dunia semakin dipaksa untuk menerima
penindasan yang dilakukan dan dipelihara oleh Israel. Sebuah penindasan
yang akan tetap meningkat hingga, menurut nubuat Nabi Muhammad (shollallahu ‘alayhi wassalam):
“…seseorang akan melewati kuburan dan berlalu sambil berkata:
Aku ingin berada di dalam kubur (bukan orang mati), bukan karena alasan agama
tetapi karena penindasan.” (Sahih Muslim)
Mungkin peringatan paling penting yang diberikan buku ini
adalah bahwa pada hari esok akan terjadi penindasan terhadap umat Muslim
yang tetap beriman dan berpegang teguh pada Islam. Sesungguhnya, sejak 11
September 2001, penindasan terhadap umat Muslim tersebut telah meningkat
secara dramatis di seluruh dunia. Umat Muslim sekarang hidup dalam ujian
terbesar. Negara Penguasa dunia saat ini
(AS) memimpin usaha untuk membuat keadaan dunia aman bagi Negara Penguasa berikutnya
(Israel)!
Petunjuk yang disediakan al-Qur’an dalam Surat al-Kahfi
adalah petunjuk yang dapat diterapkan umat Muslim untuk bertahan dalam badai
kejahatan ini. Petunjuk yang dapat dengan berhasil membimbing umat
Muslim pada zaman ini adalah petunjuk yang memahami zaman yang kita
hadapi saat ini dan yang pemahamannya didapat dari al-Qur’an dan Hadits Nabi
Muhammad (shollallahu
‘alayhi wassalam). Suatu petunjuk yang memaparkan Syirik dalam negara sekuler modern dan sistem pemilu politiknya dan yang
menyarankan umat Muslim untuk tidak ikut serta dalam Syirik tersebut dengan
tidak memberikan janji setia kepada suatu konstitusi sekuler. Petunjuk yang
memaparkan Riba dalam ekonomi modern dan menyarankan umat Muslim agar sebisa
mungkin tidak ikut dalam segala bentuk Riba, semampu yang mereka
sanggup. Petunjuk yang menjelaskan bahwa ‘uang kertas’ adalah haram dan
mendorong umat Muslim untuk kembali pada penggunaan uang koin emas dan
perak yang dapat digunakan di pasar sebagai alat tukar yang sah.
Petunjuk yang mengenali dan memperingatkan umatnya tentang
Riba ‘pintu belakang’ yang sekarang dilakukan oleh bank syariah,
perusahaan kartu kredit, dan lembaga-lembaga keuangan lainnya. Suatu petunjuk yang
menyatakan zaman ini adalah zaman Ya’juj dan Ma’juj dan Dajjal al-Masih
Palsu. Buku saya yang berjudul “Surah al-Kahf and The Modern
Age” (Surat al-Kahfi dan Zaman Modern), yang sekarang sedang ditulis, insya
Allah, akan berusaha menjelaskan petunjuk yang disediakan surat
al-Qur’an tersebut. Inti dari petunjuk tersebut adalah perintah memutuskan hubungan
dari kota-kota yang tidak bertuhan di dunia modern dan berpindah ke wilayah
pedesaan di mana harga tanah murah dan ada sumber air. Desa Muslim kemudian
didirikan di wilayah tersebut, kemudian dilakukan usaha untuk menegakkan Islam
sebagai cara hidup penduduk desa tersebut. Hasil karya guru saya, maulana
Dr. Muhammad Fadlur Rahman Ansari, berjudul “The Qur’anic Foundations and
Structure of Muslim Society” (Landasan
dan Struktur Masyarakat Muslim Menurut al-Qur’an) berisi rancangan cara-cara yang menyediakan petunjuk detail dari
al-Qur’an yang harus dipraktekkan dalam pendirian suatu Desa Muslim. Anak-anak
yang tumbuh di Desa Muslim yang tidak memiliki hubungan dengan dunia
luar yang tidak bertuhan itulah yang akan menjadi pasukan Muslim pada masa
depan yang akan muncul untuk membebaskan Tanah Suci.